Dua Mahasiswa Indonesia Jadi Wisudawan Terbaik di Universitas Al-Azhar Mesir
Dua Mahasiswa Indonesia Jadi Wisudawan Terbaik di Universitas Al-Azhar Mesir |
Acara wisuda berlangsung di Al-Azhar Conference Center, Kairo, diselenggarakan oleh Markaz Tathwir, dan menjadi momen yang membanggakan bagi Indonesia di kancah internasional.
Dua Mahasiswa Indonesia Jadi Wisudawan Terbaik di Universitas Al-Azhar Mesir
Perjalanan Muhammad Sakho Menuju Wisudawan Terbaik
Sebagai lulusan Jurusan Syariah Islamiyah, Muhammad Sakho mengungkapkan bahwa keberhasilannya tidak terlepas dari doa, usaha, dan dukungan keluarga serta teman-teman.
"Alhamdulillah, haru karena perjalanan ini penuh dengan doa, usaha, dukungan dari keluarga dan teman-teman, sehingga akhirnya bisa mencapai titik ini," ungkap pria berusia 27 tahun itu.
Sebelum menimba ilmu di Kairo, ia telah mempersiapkan diri dengan belajar di Pondok Pesantren Darul Falah Amtsilati, Jepara, Jawa Tengah. Pendidikan di pesantren tersebut menjadi bekal penting dalam perjalanan akademiknya di Mesir.
Setelah menyelesaikan pendidikannya, Muhammad Sakho berencana kembali ke Indonesia untuk mengabdi di dunia pendidikan.
"Saya ingin mengajar di pesantren atau lembaga pendidikan, menyebarkan pemahaman Islam yang moderat dan mendalam di masyarakat," jelasnya.
Selain itu, ia bercita-cita mendirikan badan usaha mandiri untuk pesantrennya agar dapat memberikan beasiswa bagi santri berprestasi dan meringankan biaya pendidikan.
Muhammad Sakho menyebut bahwa doa orang tua menjadi faktor kunci kesuksesannya. Orang tuanya rutin mengirimkan surat Al-Fatihah sebanyak 40 kali setiap hari untuk mendoakan keberhasilannya.
"Doa dari ibu dan abah saya sangat powerfull. Mereka selalu mendoakan saya setiap hari, dan itu yang membuat saya kuat menghadapi tantangan," ungkapnya.
Ihya Muthmainna: Wisudawan Terbaik yang Inspiratif
Rekan Muhammad Sakho, Ihya Muthmainna, juga menyabet gelar wisudawan terbaik. Ia mengungkapkan bahwa keberhasilannya adalah hasil dari dukungan orang tua yang selalu mendoakannya di sepertiga malam.
"Hadiah ini saya persembahkan untuk orang tua saya yang selalu mendukung setiap langkah saya dan mendoakan siang dan malam demi kebahagiaan anak-anaknya," ujar Ihya.
Sebagai mahasiswa, Ihya harus menghadapi berbagai tantangan dengan tekad yang kuat. Ia berbagi tips suksesnya:
- Belajar tekun dan sungguh-sungguh.
- Manajemen waktu yang baik antara belajar dan kegiatan lainnya.
- Menjaga adab terhadap ilmu dan guru.
- Menjadikan proses belajar sebagai hal yang menyenangkan.
"Dengan sistem yang tepat dan tekad yang kuat, hasil terbaik pasti bisa dicapai," tambahnya.
Keberhasilan Muhammad Sakho dan Ihya Muthmainna menjadi bukti nyata kemampuan mahasiswa Indonesia bersaing di tingkat global. Prestasi mereka tidak hanya mengharumkan nama Indonesia, tetapi juga menjadi inspirasi bagi generasi muda lainnya untuk terus mengejar ilmu dan memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat.
Dengan semangat dan dedikasi yang luar biasa, keduanya membuktikan bahwa prestasi besar bisa diraih dengan doa, kerja keras, serta dukungan keluarga.